TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan tak menutup alias lockdown Ibu Kota meski jumlah kasus positif corona di Indonesia melonjak hingga 96 sejak 2 Maret 2020.
Dari puluhan kasus itu, 5 pasien positif corona meninggal. Di Jakarta jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 586 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 261 orang. Angka ini terhitung pada 1-12 Maret 2020.
Kendati tak melakukan lockdown, yang berarti menutup akses keluar masuk Jakarta dan seluruh penduduk harus diam di rumah seperti yang terjadi di kota Wuhan di Cina, Italia dan Manila, Anies meminta semua warga Jakarta turut bertanggung jawab menekan penularan virus corona.
Suasana wahana dufan yang sepi karena tidak adanya pengunjung di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan instruksi guna menutup sejumlah tempat wisata di Jakarta selama dua pekan ke depan terkait antisipasi wabah virus corona (covid-19), tempat wisata tersebut salah satunya Taman Impian Jaya Ancol. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
"Kami tidak melakukan penutupan kota Jakarta tapi kami minta kepada semua warga mari mengambil sikap bertanggung jawab kepada diri sendiri, kepada keluarga, dan kepada seluruh komponen masyarakat," kata Anies di Balairung Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Maret 2020.
Anies Baswedan tak melarang warga Jakarta bepergian ke luar rumah dan beraktivitas, namun dia mengimbau masyarakat untuk mengurangi interaksi antar warga. Dengan begitu, Anies menuturkan, potensi penyebaran virus dapat berkurang.
"Artinya mobilitas penduduk ditekan sekecil mungkin, kegiatan-kegiatan tidak perlu ditiadakan," ucap dia.